Pages

Dampak dan Bahaya Seks Bebas

Minggu, 17 Desember 2017


Pada jaman sekarang pendidikan seks seharusnya mulai diterapkan dalam pembelajaran mulai pada jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama karena pada masa tersebut remaja atau anak-anak dalam masa pubertas. Dimana pada masa pubertas sendiri harus mengetahui apa itu pendidikan seks. Pendidikan seks sendiri adalah upaya pengajaran atau penerangan yang dilakukan dalam hal seksual ataupun perkawinan. Sekarang banyak beberapa anak-anak yang terkena imbas dari seks bebas yang dilakukan karena melihat sesuatu di internet. Karena sekarang di internet sudah banyak situs-situs yang dapat mudah di akses oleh anak-anak maka dari imbas tersebut anak-anak cenderung lebih penasaran dengan hal tersebut.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja. Pertama, industri pornografi. Luasnya peredaran materi pornografi memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan pada perilaku seks remaja. Kedua, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Banyak informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak akurat, sehingga menimbulkan dampak pada pola perilaku seks yang tidak sehat dan membahayakan.Ketiga, pengalaman masa anak-anak mengalami pengalaman menunjukkan bahwa remaj yang pada masa anak-anak mengalami pengalaman buruk akan mudah terjebak ke dalam aktivitas seks pada usia muda dan memiliki kecenderungan untuk meiliki pasangan seksual yang berganti-ganti. Keempat, pembinaan religius, remaja yang memiliki kehidupan religius yang baik lebih mampu berkata tidak terhadap godaan seks bebas dibandingkan merek yang tidak memperhatikan kehidupan seks.
Pengaruh yang disebabkan terkadang anak-anak atau remaja kurang memperhatikan dari bahaya yang di timbulkan. Misalnya seperti pernikahan dini yang dilakukan beberapa remaja dibawah 17 tahun. Karena pernikahan muda yang dilakukan terkadang remaja kehilangan masa remajanya yang seharusnya dihabiskan bersama teman-teman, tetapi ini dihabisan untuk mengurus rumah tangga dan anak. Selain hal itu dapat menyebabkan penularan penyakit seksual yang tidak diketahui dari pasangan. Biasanya penyakit tersebut seperti AIDS/HIV. Dimana penyakit tersebut merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Penyakit tersebut merupakan dampak yang paling besar karena penyakit tersebut belum ada obatnya. Jika ada itu hanya akan menghambat perkembangan virus  tersebut.
Akibat yang ditimbulkan sudah sangat jelas sangat membahayakan. Untuk meminimalisir adanya seks bebas yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan keimanan, menghindari hal-hal negatif seperti menonton pornografi, maupun penggunaan narkotika. Karena dari hal kecil tersebut menjadikan dampak yang sangat parah atau berdampak bagi kehidupan maupun agama.Sekali lagi kita dihadapkan kepada kenyataan bahwa kenaikan kasus dampak pergaulan bebas yang sering terjadi dimasyarakat terutama remaja, semakin tidak terkendali ibarat fenimena gunung es berdampak pada pergaulan bebas dan seks bebas yaitu meningkatnya pemakaian narkoba, berkembangnya penakit menular seksual yang akan menghancurkan aset termahal bangsa.

Sekolah Inklusi di Yogyakarta

Minggu, 05 November 2017



Sekolah inklusi adalah sekolah yang dibangun untuk anak-anak yang memiliki kekurangan secara mental ataupun fisik. Sekolah tersebut digunakan untuk mempermudah bagi anak difabel mengenyam bangku pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Adapun pendidikan inklusi diselenggarakan oleh Sekolah umum yang menerima anak berkebutuhan khusus sebagai peserta didik untuk belajar bersama dengan peserta didik yang normal. Namun tak dapat dipungkiri bahwa anak berkebutuhan khusus mengalami kendala seperti terhambartnya proses belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan sekolah yang belum cocok untuk peserta didik, media dan sistem pembelajaran belum memperhatikan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus akibatnya perkembangan belajar dari peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus menjadi terhambat.
Namun berbeda dengan salah satu Sekolah Inklusi yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SD (Sekolah Dasar)Tumbuh, SMP (Sekolah Menengah Pertama) Tumbuh, SMA (Sekolah Menengah Atas) Tumbuh yang memiliki kegiatan proses belajar mengajar yang berbeda dengan sekolah inklusi yang lain. Sekolah Tumbuh sendiri didirikan oleh KPH H. Sekolah Tumbuh merupakan sekolah inklusi dengan berbagai macam karakter anak, ada yang berkebutuhan khusus maupun bertalenta. Di Sekolah Tumbuh setiap anak diperlakukan dengan khusus sesuai dengan kemampuan mereka. Sekolah Tumbuh merupakan sekolah alam inklusi yang menggunakan kuriuum Cambridge sehingga anak berlatih untuk berbahasa inggris melalui sistem pembelajaran sehari-hari mereka. Tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk saling menghargai, sekolah Tumbuh juga menerapkan pembelajaran kearifan lokal budaya Indonesia. Anak-anak diajarkan cara membantik termasuk membuat pola dengan imajinasi mereka masing-masing. Kemudian juga terdapat alat instrumen Jawa yaitu Gamelan yang di ajarkan pada saat pelajaran Karawitan. Kegiatan tersebut masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler yang dimana siswa atau peserta didik dapat memilih sendiri minat dan bakat apa yang mereka punya.
Selain itu Sekolah Tumbuh juga menjalankan beberapa kegiatan untuk mengkomunikasikan pendidikan inklusif seperti bersama-sama memaknai hari besar beragam agama, setiap hari Rabu ada makan siang bersama yang dibawa dari rumah masing0masing dan duduk bersama untuk saling berbagi. Dengan adanya kegiatan tersebut peserta didik menjadi lebuh toleransi terhadap teman-temannya yang ada di sekolah maupun di sekitarnya. Dan mereka juga lebih bisa menghargai orang yang memiliki kebutuhan. Mereka pun akan sadar dan membantunya bukan malah membullynya yang sekarang lagi tren di kalangan anak-anak sekolah yang memiliki dampak negatif yang sangat bersar. Jadi sekolah insklusi yang berada di Yogyakarta ini memiliki proses belajar mengajar yang berbeda dengan sekolah lain, selain itu sekolah inklusi ini tidak hanya diberuntukan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus saja, namun juga peserta didik yang normal seperti anak-anak lain.

Kenalan Remaja VS Prestasi Remaja

Minggu, 15 Oktober 2017






Kenalan Remaja VS Prestasi Remaja Sekarang
Akhir-akhir ini sering terjadi kenalan remaja yang menjadikan orang tua susah mengontrol anaknya sendiri. Kenalan remaja itu apa sih? Kenalan remaja adalah semua perilaku yang menyimpang dari norma maupun nilai istiadat di masyarakat atau pun hukum yang ada di negara. Perilaku tersebut dapat mengakibatkan hal negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Faktor yang mempengaruh seseorang melakukan hal yang menyimpang atau negatif adalah faktor internal dan eksternal.
Salah satu kenalan remaja pada jaman sekarang sering terjadiny tawuran antar pelajar contoh nya di Yogyakarta. Tawuran yang terjadi pada hari Sabtu (25/3/2017). Terdapat sejumlah pelajar yang saling melempar batu sebari menaiki motor. Kejadian tersebut berlokasi di kawasan Simpang Empat, Jalan Kapas, Semaki, Umbulharjo, Kota Jogja. Aksi para pelajar tersebut sampai terekam kamera CCTV dan akhirnya tersebar luas di media sosial. Para pelajar tersebut masih duduk dibangku SMA dimana seorang remaja yang memiliki emosi yang labil. Mereka akan mudah terpancing dengan olokan-olokan maupun ejekan dari sekolah lain. Pasca terjadinya tawuran tersebut, pihak berwajib langsung melakukan pemerikaan demi keamanan lokasi tersebut. Sebenarnya kenalan remaja tersebut bisa ditanggani dengan cara remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Disisi lain remaja di Yogyakarta juga memiliki prestasi yang sangat baik. Contohnya di sekolah MAN Yogyakarta 1 yang sering memenangkan lomba pada kegiatan AKSIOMA (Ajang Kompetisi Sains Madrasah) yang diselenggarakan oleh Kemenag. Pada kesempatan ini MAN Yogyakarta 1 mengirimkan 3 kandidat siswa yang berprestasi yaitu Kamilatul Fadhilah (KSM Ekonomi), Diyanah Hasna (Kaligrafi) dan Ahmad Faiz Fadri (Bulu Tangkis). Dari ketiga kandidat tersebut salah satunya Ahmad Faiz Fadri menjuarai AKSIOMA cabang olahraga bulu tangkis. Ia berhasil meraih juara 1 bulu tangkis aliyah putra tingkat nasional yang menjadi perwakilan dari Yogyakarta.
Sangat membanggakan bukan dengan hasil yang memuaskan tersebut. Pada umumnya remaja sangat lah bisa untuk di arahkan kepada hal yang positif seperti mengembangkan bakat minat yang dimiliki. Namun sebaliknya jika seorang remaja lebih sering melakukan hal yang menyimpang maka akan mendapatkan akibat yang setimpal dari perbuatan yang dilakukanya. Maka sebaikanya sebagai remaja kita seharusnya bisa menjaga diri dan sikap dari apa yang kita lihat maupun yang nantinya akan kita lakukan. Apakah akan merugikan atau pun bermanfaat bagi orang lain.


Bioteknologi: Pembuatan Keju

Rabu, 14 Desember 2016

1.       Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan keju
2.      Landasan Teori
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal. Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab. Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
3.      Alat dan Bahan
·         2 cangkir susu
·         4 sendok teh cuka
·         Garam
4.      Cara Pembuatan
1.      Tuangkan dua cangkir susu ke dalam panci, perlahan-lahan panaskan susu sampai mendidih sambil di aduk terus. Ini sangat penting untuk mengaduk susu secara terus-menerus atau akan terbakar.
2.      Matikan kompor setelah susu mendidih, tapi tinggalkan panci di atas kompor.
3.      Tambahkan 4 sendok teh cuka ke susu yang mendidih, dan susu seharusnya akan berubah menjadi dadih dan air dadih.
4.      Aduk secara rata dengan sendok dan biarkan di atas kompor selama 5-10 menit.
5.      Saringkan dadih dan air dadih dengan kain tipis atau saputangan untuk memisahkan dadih dari air dadih.
6.      Tekan keju menggunakan kain untuk mengeluarkan sebagian besar cairan.
7.      Buka kain dan tambahkan sedikit garam jika Anda lebih suka.
8.      Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan uap lembab ekstra.
9.      Letakkan keju dalam cetakan atau hanya tinggalkan dalam bentuk seperti bola.
10.  Masukan ke dalam lemari es untuk beberapa saat sebelum disajikan.
5.      Pembahasan
6.      Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
4.1.1 Pengasaman Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
4.1.2 Pengentalan Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih keju dihancurkan menjadi butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus dadih tersebut maka semakin banyak air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju yang lebih keras. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut. Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses pembuatannya, namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun dan ranting pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.
4.1.3 Pengolahan Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda. Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat.
4.1.4 Persiapan Sebelum Pematangan Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan pengasinan. Saat dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan dicetak. Untuk keju-keju kecil, dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan untuk keju yang lebih besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain. Sebelum dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk atau diiris. Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang diinginkan. Penekanan biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena berat dari keju tersebut sudah cukup berat untuk melepaskan air dadih, demikian pula halnya dengan keju iris karena berat dari keju tersebut juga menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan. Meskipun demikian, sebagian besar keju melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda bagi setiap keju. Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar, dan terdapat empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi beberapa keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit keju, yang akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam sehingga berhari-hari. Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam; selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.
4.1.5 Pematangan Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang penuh dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang digunakan pada proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak ditentukan dari jenis pematangannya. Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada pada temperatur dan tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap dimakan. Waktu pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano. Beberapa teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi tekstur dan rasa akhir keju: · Stretching : Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone. · Cheddaring :Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya. · Pencucian : Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian adalah keju Edam, Gouda, dan Colby. · Pembakaran : Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning). Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan Gruyère.
4.1.6 Penyimpanan Semakin keras suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju tersebut akan bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama seminggu, sedangkan keju Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan hingga setahun atau lebih. Keju lembut seperti Brie, Camembert dan Liederkranz tidak dapat bertahan lama. Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena umurnya hanya satu minggu setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu matang. Keju lainnya tidak terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari pendingin dan dibungkus plastik. Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus plastik harus melekat dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat kering. Keju sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh dari makanan dengan bau yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak diinginkan. Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan dalam air garam. Berikut ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah dibuka dan tidak ditaruh di lemari pendingin: · Keju segar : beberapa hari hingga dua minggu lebih · Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik · Keju semi-lunak : dua hingga empat minggu · Keju keras : lima minggu hingga beberapa bulan · Keju sangat keras : lebih dari satu tahun
4.1.6 Penyajian Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari pendingin. Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering

5. Kesimpulan
            Pada umunya proses pembuatan keju mengalami proses yang cukup panjang dan terdiri dari tujuh tahap yaitu pengasaman, pengentalan, pengolahan, persiapan sebelum pematangan, pematangan, penyimpanan hingga penyajian. Oleh karena itu untuk membuat keju dengan kualitas terbaik harus mengikuti tahap-tahap yang disebutkan.




BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memakan keju baik secara langsung ataupun dengan tambahan makanan lain. Keju itu sendiri sering kita jumpai diberbagai tempat dengan berbagai jenis dan bentuk . Keju merupakan salah satu bahan pangan dengan daya simpan yang baik dan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin dan vitamin-vitamin lain dalam bentuk pekat. Pada umumnya kita hanya mengenal jenis dan manfaat dari keju serta kandungan terdapat didalamnya. Namun, apakah kita mengetahui asal mula terbentuk keju ? Serta proses pembuatannya ? Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih lanjut tentang asal mula terbentuknya keju serta bagaimana proses pembuatannya.Agar kita mengetahui secara lengkap asal mula keju sehingga mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah keju ? 1.2.2 Bagaimana proses pembuatan keju ? 1.2.3 Bagaimana cara membuat keju sendiri secara sederhana ? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan keju 1.4 Manfaat Adapun manfaat penelitian ini adalah. 1.4.1 Dapat mengetahui apakah keju 1.4.2 Dapat mengetahui proses pembutan keju 1.4.3 Mengetahui cara memebuat keju sendiri secara sederhana. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Keju Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal. Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab. Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa. 2.2 Kandungan Gizi Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari pendingin Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering. 2.2.1 Lemak Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki kandungan lemak hingga 12%.Sedangkan kandungan lemak pada keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%. 2.2.2 Protein Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah menjadi oligopeptide dan asam amino. Proses ini berpengaruh terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna. 2.2.3 Mineral Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung sekitar 200ml kalsium. Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan asam. Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses pembuatannya. 2.2.4 Vitamin Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12, biotin, asam pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih. 2.2.5 Laktosa Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%.Hal ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa dan penderita diabetes. BAB III METODELOGI 3.1 Metodelogi Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis berusaha menggunakan teknik pengkajian secara teoritis disertai dengan Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan teknik pengumpulan serta informasi. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Keju Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 4.1.1 Pengasaman Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih. 4.1.2 Pengentalan Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih keju dihancurkan menjadi butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus dadih tersebut maka semakin banyak air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju yang lebih keras. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut. Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses pembuatannya, namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun dan ranting pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet. 4.1.3 Pengolahan Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda. Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat. 4.1.4 Persiapan Sebelum Pematangan Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan pengasinan. Saat dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan dicetak. Untuk keju-keju kecil, dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan untuk keju yang lebih besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain. Sebelum dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk atau diiris. Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang diinginkan. Penekanan biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena berat dari keju tersebut sudah cukup berat untuk melepaskan air dadih, demikian pula halnya dengan keju iris karena berat dari keju tersebut juga menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan. Meskipun demikian, sebagian besar keju melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda bagi setiap keju. Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar, dan terdapat empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi beberapa keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit keju, yang akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam sehingga berhari-hari. Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam; selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi. 4.1.5 Pematangan Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang penuh dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang digunakan pada proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak ditentukan dari jenis pematangannya. Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada pada temperatur dan tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap dimakan. Waktu pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano. Beberapa teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi tekstur dan rasa akhir keju: · Stretching : Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone. · Cheddaring :Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya. · Pencucian : Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian adalah keju Edam, Gouda, dan Colby. · Pembakaran : Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning). Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan Gruyère. 4.1.6 Penyimpanan Semakin keras suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju tersebut akan bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama seminggu, sedangkan keju Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan hingga setahun atau lebih. Keju lembut seperti Brie, Camembert dan Liederkranz tidak dapat bertahan lama. Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena umurnya hanya satu minggu setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu matang. Keju lainnya tidak terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari pendingin dan dibungkus plastik. Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus plastik harus melekat dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat kering. Keju sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh dari makanan dengan bau yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak diinginkan. Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan dalam air garam. Berikut ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah dibuka dan tidak ditaruh di lemari pendingin: · Keju segar : beberapa hari hingga dua minggu lebih · Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik · Keju semi-lunak : dua hingga empat minggu · Keju keras : lima minggu hingga beberapa bulan · Keju sangat keras : lebih dari satu tahun 4.1.6 Penyajian Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari pendingin. Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering 4.2 Pembuatan Keju Secara Sederhana 4.2.1 Bahan 2 cangkir susu 4 sendok teh cuka Garam 4.2.2 Langkah Tuangkan dua cangkir susu ke dalam panci, perlahan-lahan panaskan susu sampai mendidih sambil di aduk terus. Ini sangat penting untuk mengaduk susu secara terus-menerus atau akan terbakar. Matikan kompor setelah susu mendidih, tapi tinggalkan panci di atas kompor. Tambahkan 4 sendok teh cuka ke susu yang mendidih, dan susu seharusnya akan berubah menjadi dadih dan air dadih. Aduk secara rata dengan sendok dan biarkan di atas kompor selama 5-10 menit. Saringkan dadih dan air dadih dengan kain tipis atau saputangan untuk memisahkan dadih dari air dadih. Tekan keju menggunakan kain untuk mengeluarkan sebagian besar cairan. Buka kain dan tambahkan sedikit garam jika Anda lebih suka. Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan uap lembab ekstra. Letakkan keju dalam cetakan atau hanya tinggalkan dalam bentuk seperti bola. Masukan ke dalam lemari es untuk beberapa saat sebelum disajikan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umunya proses pembuatan keju mengalami proses yang cukup panjang dan terdiri dari tujuh tahap yaitu pengasaman, pengentalan, pengolahan, persiapan sebelum pematangan, pematangan, penyimpanan hingga penyajian. Oleh karena itu untuk membuat keju dengan kualitas terbaik harus mengikuti tahap-tahap yang disebutkan.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS