1. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara
pembuatan keju
2.
Landasan Teori
Keju adalah
sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui
proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan
bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses
tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai
macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju.
Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan,
temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan
keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi.
Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe
keju lokal. Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali
dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan
keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab. Keju memiliki hampir semua
kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan
fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan
apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju
tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni
atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan
kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama
bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak
dibandingkan orang dewasa.
3.
Alat dan Bahan
·
2 cangkir susu
·
4 sendok teh cuka
·
Garam
4.
Cara Pembuatan
1. Tuangkan dua cangkir susu ke dalam
panci, perlahan-lahan panaskan susu sampai mendidih sambil di aduk terus. Ini
sangat penting untuk mengaduk susu secara terus-menerus atau akan terbakar.
2. Matikan kompor setelah susu
mendidih, tapi tinggalkan panci di atas kompor.
3. Tambahkan 4 sendok teh cuka ke susu
yang mendidih, dan susu seharusnya akan berubah menjadi dadih dan air dadih.
4. Aduk secara rata dengan sendok dan
biarkan di atas kompor selama 5-10 menit.
5. Saringkan dadih dan air dadih dengan
kain tipis atau saputangan untuk memisahkan dadih dari air dadih.
6. Tekan keju menggunakan kain untuk
mengeluarkan sebagian besar cairan.
7. Buka kain dan tambahkan sedikit
garam jika Anda lebih suka.
8. Campur keju dan garam, lalu tekan
lagi untuk menghilangkan uap lembab ekstra.
9. Letakkan keju dalam cetakan atau
hanya tinggalkan dalam bentuk seperti bola.
10. Masukan ke dalam lemari es untuk
beberapa saat sebelum disajikan.
5.
Pembahasan
6.
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu
yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama
proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain
misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses
pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh
dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.Ada lima tahapan
utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
4.1.1 Pengasaman Susu dipanaskan
agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh.
Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam
laktat. Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein
kasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
4.1.2 Pengentalan Bakteri rennet
ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat protein
menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih).
Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti
Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih
keju dihancurkan menjadi butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang
berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus dadih tersebut maka semakin banyak
air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju yang lebih
keras. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada
menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting
bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2
jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses pembuatannya, namun zaman
dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun dan ranting
pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.
4.1.3 Pengolahan Setelah pemberian
rennet, proses selanjutnya berbeda-beda. Beberapa keju lunak dipindahkan dengan
hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan
dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan
lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan
semakin padat.
4.1.4 Persiapan Sebelum Pematangan
Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan
pengasinan. Saat dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan
dicetak. Untuk keju-keju kecil, dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang
ke dalam cetakan, sedangkan untuk keju yang lebih besar, pengangkatan dari
tangki menggunakan bantuan sehelai kain. Sebelum dituang ke dalam cetakan,
dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk
atau diiris. Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan
yang diinginkan. Penekanan biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena
berat dari keju tersebut sudah cukup berat untuk melepaskan air dadih, demikian
pula halnya dengan keju iris karena berat dari keju tersebut juga menentukan
tingkat kepadatan yang diinginkan. Meskipun demikian, sebagian besar keju
melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda bagi
setiap keju. Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak
terasa tawar, dan terdapat empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi
beberapa keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua
adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit keju, yang
akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar
tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan
dengan cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam
sehingga berhari-hari. Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian
permukaan keju dengan larutan garam; selain memberikan rasa, garam juga
membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju
agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki
proses maturasi.
4.1.5 Pematangan Pematangan
(ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang
penuh dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang
digunakan pada proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak
ditentukan dari jenis pematangannya. Selama proses pematangan, keju dijaga agar
berada pada temperatur dan tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap
dimakan. Waktu pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju
lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano.
Beberapa teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi tekstur dan rasa akhir keju: · Stretching : Dadih diusung dan lalu
diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju
yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone. · Cheddaring
:Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban.
Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang
mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya. · Pencucian :
Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan
menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian
adalah keju Edam, Gouda, dan Colby. · Pembakaran : Bagi beberapa keju keras,
dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian
mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras
teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning).
Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan
Gruyère.
4.1.6 Penyimpanan Semakin keras
suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju tersebut akan
bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama seminggu, sedangkan
keju Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan hingga setahun atau lebih.
Keju lembut seperti Brie, Camembert dan Liederkranz tidak dapat bertahan lama.
Keju-keju tersebut adalah keju yang langka karena umurnya hanya satu minggu
setelah keju itu matang dan sebelum menjadi terlalu matang. Keju lainnya tidak
terlalu sulit dalam penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari pendingin dan
dibungkus plastik. Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus plastik harus
melekat dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat kering. Keju
sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh dari makanan dengan bau
yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak diinginkan.
Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan dalam air garam.
Berikut ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah dibuka dan tidak ditaruh
di lemari pendingin: · Keju segar : beberapa hari hingga dua minggu lebih ·
Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik · Keju semi-lunak :
dua hingga empat minggu · Keju keras : lima minggu hingga beberapa bulan · Keju
sangat keras : lebih dari satu tahun
4.1.6 Penyajian Keju harus selalu
disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin langsung dari lemari pendingin.
Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang dapat mengembangkan rasanya dengan
baik. Hal ini tidak berlaku pada keju yang tidak melalui proses pematangan.
Keju harus dipotong sebelum penyajian agar keju tidak menjadi kering
5. Kesimpulan
Pada
umunya proses pembuatan keju mengalami proses yang cukup panjang dan terdiri
dari tujuh tahap yaitu pengasaman, pengentalan, pengolahan, persiapan sebelum
pematangan, pematangan, penyimpanan hingga penyajian. Oleh karena itu untuk
membuat keju dengan kualitas terbaik harus mengikuti tahap-tahap yang
disebutkan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memakan keju baik secara
langsung ataupun dengan tambahan makanan lain. Keju itu sendiri sering
kita jumpai diberbagai tempat dengan berbagai jenis dan bentuk . Keju
merupakan salah satu bahan pangan dengan daya simpan yang baik dan kaya
akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin dan vitamin-vitamin
lain dalam bentuk pekat. Pada umumnya kita hanya mengenal jenis dan
manfaat dari keju serta kandungan terdapat didalamnya. Namun, apakah
kita mengetahui asal mula terbentuk keju ? Serta proses pembuatannya ?
Oleh karena itu, kami ingin meneliti lebih lanjut tentang asal mula
terbentuknya keju serta bagaimana proses pembuatannya.Agar kita
mengetahui secara lengkap asal mula keju sehingga mempunyai banyak
kandungan yang bermanfaat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah keju ?
1.2.2 Bagaimana proses pembuatan keju ?
1.2.3 Bagaimana cara membuat keju sendiri secara sederhana ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan keju
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah.
1.4.1 Dapat mengetahui apakah keju
1.4.2 Dapat mengetahui proses pembutan keju
1.4.3 Mengetahui cara memebuat keju sendiri
secara sederhana.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Keju
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat
padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses
pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu
yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan
dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari
sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk
keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan,
temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses
pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air
susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau
digunakan pada beberapa tipe keju lokal.
Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal
di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan
keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan
secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab.
Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein,
vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara
berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis
susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah
ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori
yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama
bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak
dibandingkan orang dewasa.
2.2 Kandungan Gizi
Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin
langsung dari lemari pendingin Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang
dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju
yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum
penyajian agar keju tidak menjadi kering.
2.2.1 Lemak
Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak
pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju
segar memiliki kandungan lemak hingga 12%.Sedangkan kandungan lemak pada
keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.
2.2.2 Protein
Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan
dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah
menjadi oligopeptide dan asam amino. Proses ini berpengaruh terhadap
struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut
proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.
2.2.3 Mineral
Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju
mengandung sekitar 200ml kalsium. Kandungan kalsium pada keju akan
berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan
enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung
kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan asam.
Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses
pembuatannya.
2.2.4 Vitamin
Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D
yang larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang
larut dalam air yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat
dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1)
yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin
B12, biotin, asam pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih.
2.2.5 Laktosa
Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar
4.5-4.7%.Hal ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa
dalam susu keluar bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam
laktat saat proses pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang
aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa dan
penderita diabetes.
BAB III
METODELOGI
3.1 Metodelogi Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis berusaha menggunakan
teknik pengkajian secara teoritis disertai dengan Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan teknik pengumpulan serta informasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Keju
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu
yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi,
lama proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain
misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan
proses pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi
di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang
sama.Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju. Tahapan-tahapan
tersebut adalah:
4.1.1 Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and
Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada
susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat tingkat keasaman
meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa
vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
4.1.2 Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian
membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air
dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang
dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun
biasanya air dadih tersebut dibuang. Dadih keju dihancurkan menjadi
butiran-butiran dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti
kecapi, dan semakin halus dadih tersebut maka semakin banyak air dadih
yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju yang lebih keras.
Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada
menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah
penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10
menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari
susu tersebut. Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses
pembuatannya, namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara
tradisional, getah daun dan ranting pohon ara digunakan sebagai
pengganti rennet.
4.1.3 Pengolahan
Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda.
Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan.
Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang
menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih
banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan
semakin padat.
4.1.4 Persiapan Sebelum Pematangan
Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan
pengasinan. Saat dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan
dan dicetak. Untuk keju-keju kecil, dadihnya dipisahkan dengan sendok
dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan untuk keju yang lebih besar,
pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain. Sebelum
dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu
kemudian dapat ditekan lalu dibentuk atau diiris.
Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang
diinginkan. Penekanan biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena
berat dari keju tersebut sudah cukup berat untuk melepaskan air dadih,
demikian pula halnya dengan keju iris karena berat dari keju tersebut
juga menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan. Meskipun demikian,
sebagian besar keju melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas
penekanan berbeda-beda bagi setiap keju.
Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa
tawar, dan terdapat empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju. Bagi
beberapa keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang
kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit
keju, yang akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian
dalam keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang
berukuran besar diasinkan dengan cara direndam dalam air garam, yang
menghabiskan waktu berjam-jam sehingga berhari-hari. Cara yang terakhir
adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam; selain
memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih,
mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta
mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.
4.1.5 Pematangan
Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar
menjadi keju yang penuh dengan rasa Pematangan disebabkan oleh bakteri
atau jamur tertentu yang digunakan pada proses produksi, dan karakter
akhir dari suatu keju banyak ditentukan dari jenis pematangannya.
Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada pada temperatur dan
tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap dimakan. Waktu pematangan
ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju lunak hingga
beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano. Beberapa
teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi
tekstur dan rasa akhir keju:
· Stretching
: Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan
tekstur yang berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini adalah
keju Mozzarella dan Provolone.
· Cheddaring
:Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan
kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama.
Contoh keju yang mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju
Inggris lainnya.
· Pencucian
: Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat
keasamannya dan menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju
melewati proses pencucian adalah keju Edam, Gouda, dan Colby.
· Pembakaran
: Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95
°F)-56 °C(133 °F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan
air dan membuat keju menjadi lebih keras teksturnya. Proses ini sering
disebut dengan istilah pembakaran (burning). Contoh keju yang dipanaskan
ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan Gruyère.
4.1.6 Penyimpanan
Semakin keras suatu keju dan semakin lama proses pematangannya maka keju
tersebut akan bertahan lebih lama. Cottage cheese dapat bertahan selama
seminggu, sedangkan keju Parmesan yang belum dipotong dapat bertahan
hingga setahun atau lebih. Keju lembut seperti Brie, Camembert dan
Liederkranz tidak dapat bertahan lama. Keju-keju tersebut adalah keju
yang langka karena umurnya hanya satu minggu setelah keju itu matang dan
sebelum menjadi terlalu matang. Keju lainnya tidak terlalu sulit dalam
penyimpanannya selama ditaruh di dalam lemari pendingin dan dibungkus
plastik.
Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus plastik harus melekat
dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat kering. Keju
sebaiknya disimpan di rak bagian bawah kulkas, jauh dari makanan dengan
bau yang tajam, untuk menghindari meresapnya bau dan rasa yang tidak
diinginkan. Keju Bocconcini dari Kanada dan keju Feta sebaiknya disimpan
dalam air garam. Berikut ini adalah waktu ketahanan keju-keju setelah
dibuka dan tidak ditaruh di lemari pendingin:
· Keju segar : beberapa hari hingga dua minggu lebih
· Keju lunak : dua minggu bila ditaruh dalam bungkus plastik
· Keju semi-lunak : dua hingga empat minggu
· Keju keras : lima minggu hingga beberapa bulan
· Keju sangat keras : lebih dari satu tahun
4.1.6 Penyajian
Keju harus selalu disajikan bersuhu ruangan dan bukan keju dingin
langsung dari lemari pendingin. Hanya keju yang bersuhu ruanganlah yang
dapat mengembangkan rasanya dengan baik. Hal ini tidak berlaku pada keju
yang tidak melalui proses pematangan. Keju harus dipotong sebelum
penyajian agar keju tidak menjadi kering
4.2 Pembuatan Keju Secara Sederhana
4.2.1 Bahan
2 cangkir susu
4 sendok teh cuka
Garam
4.2.2 Langkah
Tuangkan dua cangkir susu ke dalam panci, perlahan-lahan panaskan
susu sampai mendidih sambil di aduk terus. Ini sangat penting untuk
mengaduk susu secara terus-menerus atau akan terbakar.
Matikan kompor setelah susu mendidih, tapi tinggalkan panci di atas
kompor.
Tambahkan 4 sendok teh cuka ke susu yang mendidih, dan susu
seharusnya akan berubah menjadi dadih dan air dadih.
Aduk secara rata dengan sendok dan biarkan di atas kompor selama
5-10 menit.
Saringkan dadih dan air dadih dengan kain tipis atau saputangan
untuk memisahkan dadih dari air dadih.
Tekan keju menggunakan kain untuk mengeluarkan sebagian besar
cairan.
Buka kain dan tambahkan sedikit garam jika Anda lebih suka.
Campur keju dan garam, lalu tekan lagi untuk menghilangkan uap
lembab ekstra.
Letakkan keju dalam cetakan atau hanya tinggalkan dalam bentuk
seperti bola.
Masukan ke dalam lemari es untuk beberapa saat sebelum disajikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada umunya proses pembuatan keju mengalami proses yang cukup panjang
dan terdiri dari tujuh tahap yaitu pengasaman, pengentalan, pengolahan,
persiapan sebelum pematangan, pematangan, penyimpanan hingga penyajian.
Oleh karena itu untuk membuat keju dengan kualitas terbaik harus
mengikuti tahap-tahap yang disebutkan.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Kak arti dari kata air dadih dan dadih nya itu sendiri apa ya kak?
BalasHapusTitanium Stone Countertops - The Titanium Art
BalasHapusI love to ford escape titanium 2021 wear my titanium bracelet own Titanium Stone Countertops, but I'm not titanium sponge overly passionate about it, so I am not too interested in titanium pot this ti89 titanium calculators item.
ARIGATO KAKAK
BalasHapus